Wednesday, June 27, 2012

keeratan hubungan antara variabel pengeluaran dan variabel penerimaan


       I.      PENDAHULUAN
A.    Perumusan Masalah
1.      Adakah hubungan keeratan antara penerimaan dan pengeluaran?
2.      Bagaimana mahasiswa dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran?
B.     Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel pengeluaran dan variabel penerimaan pada mahasiswa EI.
2.      Mengetahui hubungan variabel pengeluaran dan variabel penerimaan pada mahasiswa EI
 
    II.      KARAKTERISTIK DATA
1.      Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi Data Pengeluaran Mahasiswa EI
kelas ke-
Interval
Jumlah Frekuensi
Frekuensi Komulatif
1
500.000-566.666
7
35%
2
500.000-566.666
5
25%
3
633.334-700.000
5
25%
4
700.001-766.667
2
10%
5
766.668-833.334
1
5%
Sumber : analisis data primer

2.      Gambar 2.1. Histrrogam dan Polygon Data Pengeluaran Mahasiswa EI
a)      Tabel histrogam

b)      Tabel poligon

3.      Tabel 2.2 Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran Data
Mean
Modus
Median
St. Deviasi Sampel
Varians Sampel
662.725,25
554.725,5
533.333
677,57
57.546,67
            Sumber : analisis data primer
Dari data pengeluaran mahasiswa EI berdasarkan standart deviasi menunjukkan kurang baik, disebabkan oleh penyebaran dari nilai tengah yang besar. Hal ini menunjukkan nilai ekstrim baik yang tinggi maupun rendah. Standart deviasi yang besar juga menunjukkan adanya perbedaan diantara anggota populasi yang mempunyai jumlah pendapatan yang tinggi sekali dan rendah sekali, jadi titik
keseimbangan pendapatan belum mewakili dari semua pendapatan populasi. Kalau dikaitkan dengan gambar polygon dari data penguluaran mahasiswa, standart deviasi juga dipengaruhi terhadap data ekstrim tinggi yang mempengaruhi nilai rata-rata hitung.



       III.      LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.    Kerangka Pendekatan Teori
1.      Fungsi konsumsi (c) terhadap income/penerimaan (Y) didapat dengan (Y=C+S→C=a+bY)
Ø  Jika seseorang menerima pendapatan dari hasil bekerjanya , tanpa disengaja ia akan
merencanakan untuk membelanjakan GNPnya, tentu dengan memenuhi segala kewajibanny. Manusia yang normal tidak akan menyimpan GNPnya, pasti setiap GNP nya selalu dikeluarkan untuk konsumsi, dan kemungkinan sisanya akan ditabung ataupun diinvestasikan.
2.      Analisis Korelasi
Ø  Antara konsumsi dan GNP terdapat hubungan positif. Jika GNP meningkat, dengan sendirinya konsumsi akan meningkat pula. Dan sebaliknya apabila GNP turun, konsumsi akan menuru pula. Sedangkan konsumsi, GNP, maupun tabungan  merupakan variablevariabel yang berlaku untuk seluruh perekonomian bukan variable-variabel individual yang berlaku bagi perorangan. Dengan demikian variable Y adalah GNP, sedangkan C adalah konsumsi agregat, dan S merupakan agregat.
3.      Analisis Regresi
Ø  Apabila keadaan GNP bernilai nol rupiah (RP. 0), keadaan sangat mustahil, keadaan yang mustahil dapat  kita gunakan sebagai kepentingan analisis. Untuk jumlah konsumsi senantiasa mengikuti arah perkembangan GNP. Seperti GNP meningkat, maka konsumsi meningkat pula dan sebaliknya. Jika tabungan menunjukkan 10 juta, merupakan kenyataan yang terlihat cukup aneh, sebab pada saat GNP adalah nol (0), maka konsumsi dapat sebesar 10 juta. Apakah mungkin bisa terjadi seperti itu didalam kehdupan nyata? Sedang banyak  kebutuhan yang harus terpenuhi seperti  makanan, pakaian, dll.  Keadaan seperti itu merupakan keadaan konsumsi melebihi GNP, dengan keadaan GNP sebesar nol rupiah hingga GNP mencapai Rp.10 juta.
B.     Hipotesis
1)      Pendugaan koefisien korelasi (r) ≠ 0
Hubungan antara 2 variabel dimana antara konsumsi dan GNP terdapat hubungan positif , dimana GNP meningkat meskipun konsumsi akan ikut meningkat dan sebaliknya.
2)      Pendugaan koefisien regresi b dan a ≠ 0
Persamaan yang menghubungkan antara variable tidak bebas (y) dengan variable bebas (x), dimana perkembangan GNP selalu melaju seiring jumlah konsumsi yang meningkat.
       IV.      METODE PENELITIAN
A.    Metode Dasar
1.      Penyajian Data
Daftar penawaran kaos  merek ”cressida” dari pasar tanah abang, Jakarta, selama bulan januari 2007
jenis barang
harga perlembar (RP)
jumlah kaos yang ditawarkan
A
1000
0
B
1200
250
C
1400
500
D
1600
750
E
1800
1000
            Sumber : pengantar teori ekonomi makro dan mikro

2.      Analisis data
Berdasarkan  data diatas adalah daftar penawaran kaos oblong yang ditunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara harga per unit kaos dengan jumlah kaos yang ditawarkan. Hubungan antara harga dan jumlah    barang yang ditawarkan berhubungan searah, sebab pada tingkat harga yang rendah, maka penerimaan rendah pula. Dan pada saat tidak laku sama sekali, mereka tetap menjualnya, meskipun dalam jumlah yang sedikit.
Pada saat harga rendah, prodosen-produsen yang belkerja akan lebih efisien dalam menawarkan barang dagangannya dipasa, karena produsen yang lebih efisien tentunmya belum berarti menawarkan barang dagangannya dipasar, karena produsen yang lebih efisien sudah mendapatkan laba dengan harga jual yang rendah tersebut,  sedangkan produsen yang kurang efisien, karena ongkos produksinya lebih tinggi,belum mendapatkannya.
Berdasarkan analisis data diatas maka dapat digambarkan kurva penawaran dibawah ini :
Menurut kurva diatas, kurva penawaran S miring ke kanan atas, karena pada tingkat harga yang terlalu rendah tidak seorang pun yang sanggup berdagang (di titik A). semakin tinggi harga, maka semakin banyak produsen yang menawarkan barang dagangannya.
3.      Interpretasi
Berdsasarekan penyajian dan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa jika harga penawaran naik,maka jumlah produsen yang mampu menwarkan barangnya akan bertambah. Sedangkan para produsen individual merasa bahwa dengan  harga yang lebih tinggi dan laba yang akan mereka perolehpun akan menjadi bertambah besar pula. Itulah sebabnya, pada harga jual atau harga penawaran yang lebih    tinggi jumlah yang ditawarkankan menjadi semakin besar banyak pula.
B.     Metode pengambilan sampel
1.      Penentuan lokasi sampel
Sampel adalah suatu bagian atau proporsi dari populasi tertentu yang menjadi kajian atau perhatian (yang diteliti). Pemilihan sampel diperlukan ketepatan menghitung  keterwakilan dankeseluruhan populasi. Oleh sebab itu, pemilihan sampel dari populasi dilakukan dengan memberiakan  peluang yang sama terhadap semua anggota populasi untuk dipilih atau cara lain, sampel dipilih dipilih dengan pertimbangan khusus dan disesuaikan dengan tujuan. Beberapa cara pemilihan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan pengocokan sampel memakai tabel random. Adapun sampling yanmg dugunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara menyampur subjek-subjek didalam populasi, sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka setiap subjek memperoleh kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Lokasi penelitian dikampus 3, IAIN Walisongo Semarang. Dari masing-masing sub populasi tersebut diambil sub sampelnya dengan menggunakan sub kluster random sampling yaitu cara random atau acak. Sebab cara ini merupakan cara yang sudah mewakilik sebagian mahasiswa.
2.      Penentuan sampel mahasiswa EI
Penentuan sampel yang saya gunakan adalah acak atau random, yaitu para mahasiswa dan mahasiswi dari semester 2 sampai 8 yang saya temui didepan kelas ketika dia pulang kuliah. Adapula teman seperjuangan saya yang saya temui diperpustakaan institut mnaupun di kost dan kakak-kakak seatas saya yang saya temui dimasjid dan dikost.

C.     Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian Ilmiah atau penelitian lainnya. Pengumpulan data merupakan langkah yang mutlak dilakukan, agar data sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu menggunakan metode-metode umum, meliputi : Teknik Observasi, Wawancara, Pencatatan/Metode Pengumpulan Data yang sesuai dengan data yang di kumpulkan.
    1. Teknik Observasi yaitu metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan sistenmati mengenai tigkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Dalam menggunka metode ini waktu yang di perlukan untuk mengumpulkan data lebih singkat dari waktu yang di perlukan untuk mengumpulkan data dapat lebih singkat dari waktu yang di perlukan untuk menganalisis data atau mengolah data.
    2. Teknik wawancara yaitu metode atau cara bertanya kepada seorang responden langsung ataupun dengan cara tidak langsung melalui komunikasi lewat telepon.
Metode ini terdiri dari 3 metode :
a.) Metode kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab. Di dalam metode ini ada 2 cara yaitu dengan pertanyaan terbuka yaitu kisioner yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. Dan yang kedua menggunkan cara tertutup yaitu kuisioner yang sudah di sediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b.) Metode Dokumentasi yaitu untuk mencatat data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan-catatan transkip, buku , surat kabar, prasasti, notulen, rapat, dll.
c.) Metode Analisis yaitu untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengeluaran terhadap pemasukan Mahasiswa EI.
    1. Teknik Pencatatan yaitu suatu metode atau cara memberi beberapa pertanyaan kepada respoinden dan di catat sesuai jawaban dari responden tersebut dan kemudian data tersebut di analisis.
D.    Jenis data
Pada umumnya data terdiri dari 2 jenis yaitu :
1.) Data sekunder adalalah data yang sudah tersedia, sehingga kita hanya mencari dan mengumpulkan data.
2.) Data Primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama (tidak melalui media perantara ).
menurut jenis data yang saya peroleh dari pustaka yang saya baca yaitu menggunakan jenis data sekunder, karena data diperoleh melalui media perantara yaitu media cetak seperti : Buku-buku evaluasi, sehingga kita dapat langsung mencari dan mengumpulkan data dari pustaka tersebut.
Adapun data primer dari responden yang saya teliti, meliputi teknik pengumpulan data , seperti :
1. Melaliu kisioner atau angket
2. Wawancara
3. Observasi
4. Dokumentasi
5. Analisis data
E.     Metode analisis data
1.      Analisis Korelasi dan Uji Hipotesis 1
a.) Rumus Koefisien Korelasi
r =
b.) Perumusan Hipotesis
H0 : p = 0
Ht : p ≠ 0
c.) Kriteria Pengujian
H0 di tolak jika – t hitung < - t tabel atau + t hitung > + t tabel.
d.) Statistik Uji
·         Menentukan nilai Uji t
misal r = -0,91
n = 5
t=  =  = -3,08
·         Menentukan daerah Keputusan misal dengan nilai kritis 2,36
·         Menentukan keputusan. Nilai t hitung ternyata terletak pada daerah menolak H0 dan menerima Ht. ini menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti untuk menolak H0 dan menerima Ht, sehingga dapat di simpulkan H0 di tolak dan Ht di terima. Ini menunjukkan bahwa Koefisien Korelasi pada populasi tidak sama dengan nol, dan hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan nyata.
2.      Analisis Regresi dan Uji Hipotesis 2
a.) Rumus Koefisien Korelasi
Sb = Sx.y
Sa =
b.) Perumusan Hipotesis
H0 : A = 0
H1 : A 0
c.) Kriteria Pengujian
H0 di tolak jika – t hitung < - t tabel atau + t hitung > + t tabel
d.) Statistik Uji
Pendekatan uji signifikan dikembangkan oleh Fisher bekerja sama dengan Neyman serta pearson.
Uji signifikan adalah suatu prosedur untuk memeriksa apakah koefisien a dan b yang di hasilkan dari sampel sesuai atau tidak dengan nilai parameter populasi sebenarnya a dan b atau yang di hipotesiskan untuk menentukan sesuai atau tidak di gunakan kriteria uji dengan menggunakan uji t, dengan mengasumsikan bahwa distribusinya bersifat normal. Nilai t dinyatakan sebagi berikut :
t = (b-B)/Sb
Probabilitas Interval keyakinan adalah
p(b-t /2-≤(b-B)/ Sb≤)t /2=t-
Atau dapat dinyatakan dengan
P(b-t /2.Sb)≤ B≤ (b + t /2.Sb) = t –
Dalam uji signifikan perlu menghitung Interval keyakinan, akan tetapi harus menghitung nilai t, yaitu t= (b-B)/Sb. Kemudian terlihat apakah nilai t-hitung terletak dalam Interval antara –t /2 dan t /2. Kalau ya, maka H0 di terima dan kalau tidak maka H0 di tolak dan hipotesis alternative di terima.
Apabila nilai t-hitung terletak pada –t /2 dan t /2, maka H0 di terima dan H1 di tolak. Apabila t-hitung lebih kecil dari –t /2 (t-hitung <- t /2) atau t-hitung lebih besar dari t /2 (t –hitung > t /2) mka H0 di tolak dan H1 di terima. Dalam bahasa statistic, nilai parameter dugaan (a dan b) di katakana signifikan secara statistik. Apabila berada di daerah kritis, yaitu t – hitung lebih kecil dari –t /2 atau t-hitung lebih besar dari t /2.

          V.      KARAKTERISTIK MAHASISWA EI
A.    Karakteristik Sampel Mahasiswa EI
1.      Identitas Mahasiswa EI
Dalam responden saya bahwa dari data pengeluaran mahasiswa EI yang berpengeluaran paling banyak adalah mahasiswa semester awal, karena mahasiswa semester awal banyak menghabiskan wakyu untuk pulan g pergi ke kampus, disamping itu mereka banyak disibukkan dengan tugas-tugas makalah maupun bnayak mengeluarkan uang dalam urusan membeli buku, foto kopy, bayar kos, transport dsbg.dibandsingkan dengan mhasiswa semester akhir yang mungkin sebagian mahasiswa sudah beranjak ke pembuatan tuga akhit (pembuatan skripsi) sehingga wajar apabiladi data tersebut mahasiswa semester akhir tidak begitu banyak dalam berpengeluaran, hal ini di sebabkan karena faktor tidak seringyna ke kampus dan mahasiswa tersebut hanya di bebankan dalam hal tugas akhir saja, sehingga mereka lebih banyak /fokus pengeluarannya dalam hal membyar kos, makan,dll. Yang intinya pengeluaran mahasiswa semester akhir lebih mengedepankan hal-hal yang pokok-pokok saja dibandingkan mahasiswa semester awal yang masih banyak menyukai hiburan dalam aktivitas kuliyahnya sehingga pengeluarannya lebih banyak di keluarkan di bandingkan mahasiswa semester akhir.
Tabel 5.1 Identitas Mahasiswa EI IAIN Walisongo Tahun 2011
indikator
Satuan
Rerata
usia
423
21,2
pendidikan
290
14,5
   Sumber : Analisis data primer
2.      Jenis pekerjaan utama orang tua Mahasiswa EI
Menurut data responden saya dalam menganalisa data Mahasiswa EI, bahwa orangtua berprofesi dalam jabatan yang tinggi / terpandang akan mempengaruhi dalam income mahasiswa tersebut. Akan tetapi itu tidak menjadi patokan / jaminan dalam pengeluarannya. Dalam data tersebut disimpulkan bahwa orang tua yang jabtannya tinggi putranya dapat berpengaluaran lebih sedikit, karena mahasiswa tersebut dapat mengontrol dalam hal pengeluaran. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan, ataupun temannya, dan sisanya juga dapat di tabung. Sedangkan pengeluaran yang balnce dengan incomenya, itu di sebabkan karena mahasiswa tersebut lebih menyeimbangkan / berpikiran apabila incomenya tersebut bisa lebih di manfaatkan dalam hal-hal yang positif. Begitupun sebaliknya. Orangtua yang berprofesi sederhana atau biasa-biasa sajaakan juga berpengaruh terutama dalam hal incomenya.
Tabel 5.2 komposisi orang tua Mahasiswa EI menurut jenis pekerjaan utama (%).
Jenis pekerjaan
bapak
Ibu
PNS
0%
0%
TNI/POLRI
0%
0%
Wiraswasta
50%
0%
Pensiun
0%
0%
Peternak
0%
0%
Mengurus rumah tangga
0%
0%
Guru
25%
15%
Swasta
15%
70%
Pedagang
10%
15%
Jumlah
100%
100%

3.      Distribusi Tempat Tinggal Mahasiswa EI
Responden saya dalam hal Distribusi tempat tinggal Mahasiswa EI juga ada yang menumpang tinggal di PKM, hal ini juga berpengaruh pada pengeluarannya, sehingga mahasiswa tersebut tidak membutuhkan biaya dalam hal tempat tinggal maupun kebutuhan lainnya. Hal ini juga dapat dijadikan kesempatan mahasiswa untuk berhemat, begitu juga mahasiswa yang ngekos di dekat kampus. Halini dapat menghemat biaya transportasi, karena mahasiswa tersebut membutuhkan tenaganya untuk pergi kekampus yaitu dengan berjalan kaki.atau juga bisa di manfaatkan untuk berolahraga tiap hari. Atupun juga bisa nebenk temannya jika kosnya terlalu jauh dengan kampus, faktor mempunyai banyak teman yang bersepeda motor juga mempengaruhi penghematan biaya transport. Dan bagaimankah kondisi pengeluaran mahasiswa yang nglaju?
Mahasiswa yang nglaju ynag memanfaatkan jasa angkutan dapat berkontribusi besar terhadap pembengkakan biaya transportasi. Sehingga terjadi keeratan antara distribusi tempat tinggal dan pengeluaran yang saling berhubungan, karena jika tempat tinggal jauh, maka dapat banyak mengeluarkan biaya transport. Tetepi jika seorang mahasiswa yang nglaju menggunakan sepeda motor sendiri dari rumah, maka akan terjadi pembengkakan pada biaya pengeluaran bensin per- liternya.
Tabel 5.3 Distribusi Tempat tinggal (%)
Distribusi tempat tinggal
Presentase
Kost
60%
Rumah Orang Tua
10%
Rumah saudara
0%
Pondok Pesantren
15%
Masjid
0%
PKM
15%
Jumlah
100%
Sumber : analisis data primer
B.     Pola Pengeluaran dan Penerimaaan
Komponen terbesar dalam data responden Mahasiswa EI yaitu komponen uang kuliah, karena jumlah nominal uang kuliah tiap semesternya lebih besar daripada komponen uang kos yang lebih sedikit, hal ini di sebabkan jumlah mahasiswa yang ngekos tidak terlalu banyak jika di bandingkan dengan komponen uang kuliah yang harus di keluarkan per-semesternya. Sehingga harga untuk memperoleh komponen tersebut memang tinggi, dan pemenuhan kebutuhan akan komponen tersebut tidak menjadi prioritas sehari-hari, karena uang kuliah di bayarkan sekali dalam semester.
Komponen terkecil dalam data Mahasiswa EI yaitu komponen rokok dan komponen yang hampir sepadan yaitu komponen rekreasi, karena mereka cenderung lebih suka berhemat, dan sebagian mahasiswa yang berhemat yaitu termasuk mahasiswa yang ngekos. Adapun pengeluaran mahasiswa ini lebih di gunakan kepada hal-hal yang penting saja, seperti kebutuhan membeli buku, iuran, foto copy,dll. Kemudian menurut responden saya dalam menyikapi komponen besar-besaran ini, responden hanya berusaha dapat menyeimbangkan antara kebutuhan yang pokok dengan kebutuhan yang menjadi skala prioritas, dengan kita mengatur pengeluaran terhadap penerimaan, misalkan mendahulukan kebutuhan pokok, seperti membayar uang kuliah, dan membelakangkan kebutuhan prioritas seperti: rokok, rekreasi,dll. Yang bisa di jadikan hiburan di sela-sela kuliyah, Maka pengeluaran kita tidak menjadi kekurangan dan tetap berada di bawah sisi penerimaan, artinya pengeluarannya tetap dapat terpenuhi.
Tabel 5.4 Pola pengeluaran dan Penerimaan Mahasiwa EI
Indikator
Satuan
Rerata
(%)
Pengeluaran :
Rp.
653700
100,00
Uang kuliah
Rp.
6000

Uang kos/pondok
Rp.
105000

Transportasi
Rp.
743500

Uang Makan
Rp.
138050

Buku/Fc
Rp.
96500

Pakaian
Rp.
175000

Rekreasi
Rp.
4250

Rokok
Rp.
7250

Lain-lain (pulsa,bensin,make up)
Rp.
58250

Penerimaan :
Rp.
722500
100,00
Kiriman orang tua
Rp.
638000
89,79
Beasiswa
Rp.
60000
 4,57
Uang saku dari ibu
Rp.
5000
0,70
Uang saku dari kakak
Rp.
0
0
Uang saku paman
Rp.
43000
3,19
Uang saku kakek
Rp.
10000
1,40
Lain-lain (jualan pulsa)
Rp.
2500
0,35
Pendapatan :
Rp.
 66800
3440 
Sumber: analisis data primer
Komponen penerimaan yang terbesar pada data saya yaitu kiriman dari orang tua Bapak. Adapun posisi perimbangannya dengan pengeluaran yaitu sebesar 15% artinya posisi tsb merupakan rerata selisih penerimaan dengan pengeluaran yang mana jumlah penerimaan lebih besar daripada pengeluaran, sehingga mahasiswa pada saat berpengeluaran dapat seimbang dengan jumlah penerimaannya.
Disini responden juga masih menyisihkan pendapatannya meskipun sisa pendapatan tersebut sekecil apapun nominalnya, itu juga bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk di tabung atau membeli perlengkapan kuliyah, memenfaatkannya kepada hal-hal yag positif seperti menjadikannya sebagai modal awal dalam berbisnis pulsa, itu dapat menjadi lebih manfaat. Sehingga seoran g mahasiswa tidak selalu tergantung kepada orangtuanya. Mereka juga dapat berbisnis dari sisa penerimaan yang mereka tabung.
Gambar 5.1 Histogram Pengeluaran
Gambar 5.2 Histogram Penerimaan


C.     Kontribusi Mahasiswa EI terhadap Pemenuhan Biaya Hidup
Menurut data responden saya, terdapat mahasiswa yang menjalani bisnis kecil-kecilan serambi kuliyah dengan tujuan agar meringankan beban orang tua. Di dalam data yang saya wawancarai, kebetulan tidak ada mahasiswa/mahasiswi yang mendapatkan beasiswa. Jadi di dalam data saya terdapat salah satu mahasiswi yang menjalankan bisnis kecil-kecilan serambi kuliyah yaitu dengan berjualan pulsa elektrik, baju, ataupun bros.

Tabel 5.5 Kontribusi Mahasiswa EI terhadap Pemenuhan Biaya Hidup (Rp.)

Kontribusi
Rerata (Rp)
(%)
Orangtua :


Kiriman Uang Saku
722500
95,08
Mahasiswa :


Beasiswa
60000
4,57
Upah les pivat
0
0
Lainnya  (jualan pulsa)
2500
0,35
Jumlah
725000
100,00

       VI.      HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.    Analisis Korelasi
Tingkat keeratan pengeluaran mehsiswa terhadap penerimaannya yaitu sangat erat. Artinya apabila jumlah pengeluaran yang di keluarkan banyak, maka jumlah penerimaanya akan banyak pula, begitu seblaiknya. Jika pengeluaran yang di keluarkan sedikit maka jumlah penerimaannya pun akan sedikit.
Setiap pengeluaran yang di keluarkan pastilah membutuhkan perimbangan tingkat penerimaannya. Apabila kita menerima pendapatan dalam jumlah besar, maka kita akan berfikir, untuk di gunakan apa saja jumlah uang dalam penerimaan tersebut?
Tentunya kita mempunyai angan-angan atau rencana dalam memenuhi kebutuhan kita sehari-hari, sehingga tingkat penerimaan kita tidak melebihi dari tinkat pengeluaran, dengan berencana terlebih dahulu penggunaan uang dalam pengeluaran maka keinginan kita akan suatu barang dapat termanaj dengan baik, sehingga kita dapat menyisikan sebagian penerimaan kita untuk di tabung.
Tabel 6.1 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi antara variabel pengeluaran dan variabel penerimaan Mahsaiswa EI serta hasil Uji t pada Koefisien Korelasi.
R
R
t  hitung
0,98
 8.637.631,932

            sumber : analisis data primer
B.     Analisis Regresi
Hubungan pengeluaran mahasiswa terhadap penerimaan saling ketergantungan. Apabila jumlah penerimaan yang di terima banyak maka jumlah pengeluaran yang akan di keluarakan akan banyak pula, begitu juga sebaliknya. Jika jumlah penerimaan yang di peroleh sedikit, maka jumlah pengeluaran yang di keluarkan akan sedikit.
Semua itu tergantung dari diri kita sendiri, bagaimana kita memanaj keinginan kita agar jumlah penerimaan dan pengeluaran selalu simbang.
Menurut perhitungan Standar Eror saya, bahwa standar eror yang telah saya hitung menghasilkan nilai yang sangat kecil yaitu, sebesar (0), ini di sebabkan karena pendugaan tidak terlalu banyak salahnya terhadap data sebenarnya. Adapun gagasan saya apabila standar eror besar, ini di sebabkan karena dari data sebenarnya sudah mengalami kesalahan yang besar sehingga semakin kurang baik, karena nilai pengamatan semakin menyebar secara luas dari garis regresinya, sehingga mengakibatkan nilai dugannya semakin tidak akurat.
Tabel 6.2 Koefisien Regresi b dan a, standar eror antar variabel pengeluaran dan variabel penerimaan Mahasiswa EI (Sy.x) standar eror pada Koefisien Regresi b dan a.






Sumber : analisis data primer
Gambar 6.1. Scatter Diagram dan Regresi Pola pengeluaran Mahasiswa EI
   Gambar diatas menunjukkan bahwa niolai Y lebih besar dari pada X. ini ada kesalahan pendugaan terhadap nilai tersebut.
Tabel 6.3 Koefisien Regresi b dan a antara variabel Pengeluaran dan variabel Penerimaan Mahasiswa EI serta Hasil Uji t (uji signifikasi) pada Koefisien Regresi b dan a.

    VII.      KESIMPULAN
1.      Hubungan keeratan antara variabel pengeluaran dan variabel penerimaan ditunjukkan dengan koefisien korelasi r sebesar.
2.      Persamaan regresi C= a+bY. Pengeluaran saat tidak ada penerimaan sebesar                                                                  ditunjukkan dengan koefisien regresi a sebesar. Tambahan penerimaan 1 rupiah akan menyebabkan tambahan pengeluaran sebesar Rp ditunjukkan oleh koefisien regresi b sebesar.

No comments:

Post a Comment